Ratusan Santri Anak TKI di Perbatasan Ikut Tulis Mushaf Al Quran

By Admin

nusakini.com--- Pencanangan Budaya Menulis Mushaf Al Quran yang digelar oleh Kementerian Agama beresonansi hingga wilayah terluar Tanah Air. Sebanyak 200 santri yang merupakan putera-puteri Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di wilayah perbatasan, Nunukan, Kalimantan Timur, ikut bersemangat, menggores pena menulis 30 juz mushaf Al Quran. 

Mereka tercatat sebagai santri dan santriwati Pondok Pesantren Mutiara Bangsa Pulau Sebatik. Selain di Nunukan Kaltim, program yang dimotori Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama ini juga dilaksanakan serentak di 34 provinsi di Indonesia. 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bahkan mengawali gerakan menulis Mushaf Al Quran di Auditorium HM Rasjidi Gedung Kementerian Agama. Melalui video conference, Menag memimpin langsung gerakan yang juga dilakukan di tiap Kanwil Kemenag di seluruh Indonesia. 

"Peserta yang ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan di Ponpes Perbatasan Desa Padai di Kecamatan Sebatik ini mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin," kata Sayid Abdullah, Humas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan, kemarin. 

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang puncaknya akan diperingati pada 22 Oktober mendatang. Peringatan ini didasarkan pada Keputusan Presiden RI nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015 lalu. Hal ini merupakan wujud pengakuan pemerintah atas perjuangan dan kiprah ulama dan santri pondok pesantren baik dalam konteks merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, bahkan mengisi pembangunan Indonesia. 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan HM Shaberah menyambut baik kegiatan seperti ini dan berharap santri terbiasa menulis Al Quran, khususnya berlatih menulis dan belajar Bahasa Arab. Untuk bisa nantinya mendalami isi kandungan Al Quran, ujarnya. 

Dia mengatakan, kegiatan seperti ini bermanfaat dalam rangka membudayakan masyarakat Indonesia untuk menulis, mempelajari, memahami, mengkaji, dan mengamalkan nilai-nilai Alquran Al-Karim sebagai salah satu solusi dari ikhtiar Kementerian Agama untuk membangun karakter masyarakat Indonesia. 

"Saya berharap agar santri khususnya yang ada di Nunukan terbiasa menulis Al Quran. Selain itu pula para santri harus juga menghafal, mengkaji dan mengamalkan serta belajar Bahasa Arab untuk bisa nantinya mendalami isi kandungan Al Quran," katanya.(p/ab)